behind the scene : http://youtu.be/9E3hmjoNsEw
Scene 1 Lobi Radio swasta
Interior Kesibukan radio siang.
Cast Yeni, Cika, Radit, dan beberapa figuran.
Cika datang ke Kantor eL-Radio. Di Depan Kantor bertemu dengan pak Rudi (pemilik Radio) yang mau menaiki mobilnya.
Cika dari depan ruang. Radit dari ruang belakang. Yeni sedang menerima tamu, calon pemasang iklan.
Tamu : “Wah jangan di sini, Mbak ?” (sambil menunjuk pada lembaran kertas)
Yeni : “On-Airnya Prime Time looo, Pak”
Tamu : “Jangan, Mbak. Produk kami untuk remaja modern. Tolong dimasukan ke program acara yang lain saja”
(Cika berjalan mendatangi Yeni dan bertanya)
Cika : “Yen, Pak Jajang ada?”
Yeni : “Ada”
(Yeni kembali ke tamu)
Yeni : “Bagaimana pak jadi dimasukan di mana?”
Cika jalan dan berpapasan dengan Radit
Cika : “Pak Jajang ada, Mas?”
Radit : “Ada diruangannya”
(Radit menjawab sambil berjalan keluar, yeni menyempatkan bertanya ke radit)
Yeni : “Mas Radit Sampean mau kemana?”
Radit : “Aku mau loby sponsor untuk acara sepeda sehat”
(ekspresi yeni menatap kepergian radit)
__________________________________________________
Scene 2 Ruangan manager.
Cast jajang, cika
Di ruang manager. Cika masuk dan menunjukan proposal ke Jajang.
Cika : “Ini pak proposal acara yang sudah saya sampaikan kemarin.”
Jajang : “lhooooo, kamu kan tahu. Jam siar kita sudah penuh. Beberapa program masih ada ikatan kontrak dengan sponsor lain.”
Cika : “Tapi, Pak. Sayang, kan? Kalau ini kita tolak. Sponsor utama dan pendukung sudah setuju, tinggal kita bagaimana?”
Jajang : “Coba, nanti saya pikir-pikir dulu.”
Cika : “Oh ya, Pak. Kata mereka, program ini akan mereka berikan ke radio lain. Bila kita tidak segera menanggapi.”
Jajang : "Ya, coba saya pelajari."
_________________________________________________________
Scene 3
MULTI ANGLE Kota Kediri Malam, multi close ruang siar pak Angga sedang siaran.
____________________________________________________________
Scene 4
Warung kopi kaki lima
Cast Mak Pong, Aris, Bondet, Giwo, figuran
Warung
mak Pong sudah ada yang makan disitu satu orang. Mak pong sedang
menunggu sambil mengupas bawang untuk persiapan masak besok. Aris cs
masuk warung.
Aris : “Kopi, Mak!”
Mank Pong : “Kopi susu opo ireng ?”
Aris : “Ireng, Mak. Kowe opo, Ndet ?”
Bondet : “Ireng, ae.
Aris : "Wok, owe pesen opo ?”
Giwo : “Susu jahe”
Bondet
: “Oalah, Mak. Acara radio koyok ngene kok disetel. Masio wis
tuwek tapi selerane yow sek rodok modern ngonolo, Mak?”
Mak Pong : “Wooooo, Ndasmu kuwi.”
Bondet memindahkan chanel radio, ketemu yang disukai.
Bondet : “Lha.. ngene lak yo iso asyik to, Mak !”
Mak Pong geleng kepala menggunam: “Mmmmhhh cah enom saiki”
____________________________________________________
Scene 5,
Kantor Radio Malam.
Angga sedang siaran dengan bahasa jawa.
Cast Angga, Jajang, Radit
Di
ruang itu Jajang mempelajari proposal dan masih ada beberapa proposal
yang menumpuk di meja. Radit masuk ruangan. Sembari melangkah menuju ke
galon dan ambil minum.
Radit : “Tumben belum pulang, Mas ?”
(tanya sambil jalan)
Jajang : “Aku bingung menempatkan program acara baru.”
(menjawab tanpa menoleh ke Radit)
Radit
: “Kalau dibuat simple, gimana? Acara baru itu kayaknya bagus, Mas.
Hmm, bisa membuat radio kita makin disukai. Ya, kan?"
(sambil menuangkan air galon ke gelas)
Jajang
: “Kalau acaranya sih standart. Cuma yang menjadi pertimbanganku acara
itu sudah tercover sponsor utama dan pendukung”
(menjawab tanpa menoleh ke Radit)
Radit
: “Yacchh, tinggal evaluasi mana acara yang layak di cut dan
konfirmasi dengan sponsor deal. Selesai to?” (masih menuang air dan
meminumnya sambil menghadapkan diri ke Jajang)
Jajang : “Aaachhh kamu itu selalu melihat sesuatu dari permukannya saja”
(menoleh dan menjawab ke Radit)
Radit : “Loooo, yang aku katakan itu real loo, Mas. Kalau bisa mudah kenapa dibuat sulit?”
Jajang : “Masalahnya bukan itu, Dit. satu-satunya acara yang gak pernah dapat sponsor hanya acaranya pak Angga”
Radit : “Acara pakai bahasa jawa ini?”
Jajang : “Yang mana lagi?”
Radit : “Kalau begitu permasalahannya kan sudah selesai ?”
Jajang
: “Tolonglah, Dit. Kamu sedikit ngerti aku, kamu tahu sendiri kan
kalau pak Angga itu penyiar paling senior di sini. Dan program acara dia
yang lain sudah kita hapus, bagaimana aku bisa mengatakan hal ini?”
Radit
: “Mas, kamu ini kerja professional apa, nggak? Sebagai manager,, you
mesti bersikap tegas. kalau program baru itu menurutmu sangat
menguntungan, kenapa enggak? ”
Jajang : “Aku Cuma kesulitan menyampaikannya”
Radit : “Kita putuskan saja melalui rapat”
Jajang : “Kalau sampai votting?”
Radit : “Nanti aku bantu. Berikan saja prolog yang membangun. Toh, realitasnya juga begitu. ”
___________________________________________________
Scene 6
Rumah budi (anak kecil yang sedang mendengarkan radio)
cast budi
Budi sedang mengerjakan PR sambil mendengarkan radio
______________________________________________________
Kota Kediri siang .
Ruang rapat radio.
Radit : “Saya kira memang sudah waktunya kita adakan perubahan demi lebih menariknya acara.”
Yeni : “Tapi kenapa harus acaranya pak Angga?”
Wendy : “Ya, apa nggak ada solusi lain ?”
Jajang : “Teman-teman, pak Angga memang penyiar paling senior tapi di sini permasalahannya bukan pak Angga.”
Yeni : “Tapi realitasnya semua acara pak Angga dicut”
Wendy ; "Mas,"
Jajang ; "Ya, mbak wendy"
Wendy
; "Di antara sekian banyak radio, hanya radio kita yang masih ada
acara siaran bahasa jawa. pak Angga sendiri dalam membawakan acara
juga ringan lucu dan mendidik. Menurut saya itu unik dan bisa diterima
semua segmen"
Radit ; "Sebagai marketing saya melihat acara
yang masih pakai bahasa jawa ini sulit sekali mengundang sponsor. Bahkan
praktis tidak ada iklan yang masuk."
Yeni ; "Dan itu tugas mas Radit kan?"
Radit ; "Yen, saya nggak maksa. Pihak sponsor punya hak memilih untuk meletakkan di mana iklan mereka mau dipasang."
Yeni : "Ya, bagaimanapun itu di bidang mas radit?
Jajang
; Ok2, begini saja. teman-teman. Dari tiga program baru ini, radio
kita akan mendapat kontribusi iklan yang lumayan besar. Selain untuk
menopang biaya operasional, juga untuk menambah insentif karyawan. Jadi
karena ini menyangkut kepentingan bersama, bagaimana kalau kita voting
saja?"
ruangan jadi sepi semuanya pada diam.
__________________________________________________
Scene 8
wendi dan yeni jalan bareng
Wendi ; "Yen, kamu kok ketus banget sih di rapat tadi?"
Yeni ; hmmm
Wendi ; "Ada apa to?"
Yeni
; "Mbak, aku cuma nggak habis pikir. Orang seperti pak Angga yang
penuh tauladan dan begitu perhatian ke kita yang muda. Eehh, kok
malah disingkirkan.
Wendi ; "lhoo.. kenapa kamu berfikiran seperti itu?"
Yeni
; "Menurutku, seluruh kemampuan pak angga itu hanya di seni budaya
jawa dan pengabdian beliau pada radio kita sangat besar. Tapi
apa yang diterimanya sekarang? Dialih- pindahkan program acaranya dan
masih dipilihkan lagi. Belum pasti ada yang sesuai karakternya?"
Wendi
: "Bukan itu yang aku maksud. Tantang program acara, tadi sudah jelas
diputuskan dalam rapat dan hasilnya seperti itu"
Yeni : "Lalu?"
Wendi
; "Tentang sikap kamu yang memojokan Radit? Apa nggak malah menjauhkan
proses pendekatanmu dengan dia? Sebenarnya kamu naksir bener apa gak
sih?"
Yeni ;hhhmm entahlah, Mbak...
________________________________________
Scene 9
Radit dikamar kostnya
Radit
merenung tiduran berbantal dua tanganya, laptopnya masih menyala
halaman fb yeni terpampang di layar. Radit bangun mendekati laptopnya
dia klik di tambahkan teman saat konfirmasi radit menimbang dan ragu
lalu dia klik cancel.
__________________________________________
scene 10
Malam hari.
Di
ruangan dalam rumah, Pak Rudi (Pemilik Radio) sedang meneliti laporan
kerja dan rekap keuangan radio. Istrinya datang membawakan segelas kopi.
Rudi
;"Penanganan Radio bulan ini sepertinya banyak peningkatan, Bu. Dari
laporan ini, kita dapat surplus hampir 75% lebih banyak
dibanding bulan kemarin."
Istri :"Alhamdulillah, pak. Kalau aku amati, mereka-mereka semangat mengelolanya.
Rudi
:"Dari sponsor yang masuk,juga lebih variatif. Ini, ada lebih dari 15
partner sponsor perusahanan baru yang memasang iklan di
radio kita.
Istri :hmm
Rudi :"Ini prestasi yang bagus. Aku ingin memberi mereka hadiah, tapi apa ya, Bu?"
Istri :"Kalau sekedar cast money saja, kayaknya kurang mengena, Pak."
Rudi :"Lalu, kira-kira apa, Bu?"
(sambil minum kopi, lalu berkata)
Istri
:"Ya.. maksud kulo berilah sesuatu yang bisa tambah mempererat
hubungan antara sesama kru. semisal kumpul bersama atau
jalan-jalan bareng kemana."
Rudi :"Ok, Bu. diadakan
pesta saja, ya. Gimana? Yach, Kalau kita pergi pinik pertimbagannya,
pasti ada 1 atau 2 kru yang nggak ikut. Harus jaga radio, kan?"
Istri :"Lebih tepatnya tasyakuran, Pak. Nanti sekaligus siraman rohani dari Ustadz baru yang on- air di radio kita itu"
Rudi :"Ustadz Ahmad"
Istri :"Ya,"
Rudi :"Besok, tolong siapkan ugo-rampenya"
_________________________________________
Scene 11
Loby Radio Siang hari
berkali-kali telpon berdering, Yeni sibuk menerima komplain tentang di-cut-nya program acara bahasa jawa,
Yeni
:"Mohon maaf, Pak. Dari pimpinan kami, sedikit ada perubahan jadwal.
Usul bapak kami terima dan nanti akan kami rapatkan kembali dengan
pimpinan kami."
yeni :"Ya terima kasih atas kepedulian kepada El Radio. selamat siang"
telpon berdiring lagi
Yeni :"El-Radio, dengan Yeni disini. bisa kami bantu"
Yeni :"Ya, Pak. Kami sedikit mengadakan perubahan jadwal."
Yeni :"Mohon maaf, jika kurang berkenan. Nanti akan kami rapatkan kembali dengan pimpinan"
(telpon tib-tiba ditutup oleh penelpon)
Yeni :"Marah-marah." (yeni bingung dan berucap sambil menghadap ke Chika)
telpon berdering kembali dan yeni mengangkat lagi
Yeni :"Siang, El Radio di sini."
_________________________________________________
Scene 12
Ruang Loby El Radio.
Ada beberapa tamu yang datang ke Studio.
Cast Yeni, Chika, Radit, Jajang, Ibu Budi, Budi,
Yeni sibuk dengan telpon.
Jajang hanya lewat dan memandangi perbincangan Chika dengan Ibu Budi. Jajang juga melihat kesibukan Yeni.
Ibu Budi :"Siang, Mbak.
Chika :"Siang... Ya, bisa kami bantu, Buk?"
Ibu
Budi :"Begini, Mbak. maaf, ya. hmm, ada sedikit usul. Kedatangan
saya kemari, memohonkan agar program acara bahasa jawa jangan
ditiadakan. Sebab anak saya, banyak belajar bahasa dan budaya daerah
dari sairan radio ini, terutama yang program acara bahasa jawa.
Chika :"Hmmm, ya, Bu. Radio kami sedikit ada perubahan jadwal acara."
Ibu Budi :"Lhoo, bukannya mau ditiadakan program acara itu, seperti yang disiarkan?"
Chika :"Ya, kami sebenarnya masih menimbang-nimbang, Bu. Tapi sepertinya mau dipindah tayangkan jam siarnya"
Ibu
Budi :"Kalau bisa tetap di jam yang sama, Mbak. Sebab anak-anak di
jam segitu biasanya lagi belajar sambil mendengarkan radio."
Chika :"Ya, Bu. Nanti akan saya sampaikan ke pimpinan."
(Chika sambil mengambilakan air meneral gelasan dan menyuguhkan kepada tamu itu.)
Chika :"Monggo, Bu." "Ini untuk Adik,"
(Chika mengambilkan kertas komplain dan disodorkan untuk diisi Ibu)
Chika
:"Maaf, Bu. Harap Ibu mengisi Buku tamu ini, sekaligus buku
Saran ini. selanjutnya nanti akan kami rapatkan kembali
permintaan-permintaan atau saran dari pendengar el-radio seperti ibu."
Ibu Budi :"Ya,.."
Ada tamu yang lain datang dan bertemu Jajang.
_______________________________________
Scene 13
ruang loby
Jajang dan Tamu Muda
tamu
itu baru masuk dan ketepatan bertemu Jajang yang sedang berjalan
keluar. Dari Luar tampak Pak Rudi sedang berjalan menuju ke Ruang Loby.
Tamu Muda :"Siang, Mas. Kalau mau komplain terhadap Radio ini bagaimana prosedurnya?"
Jajang :"Siang,.. Oh silahkan, Masnya nanti menemui Mbaknya yang itu. monggo silahkan duduk dulu."
Tamu Muda :"Tumben, ramai banget, Mas."
Jajang :"Mereka-mereka pendengar setia el-radio."
Pak Rudi Datang
Jajang :"Siang, Pak"
mereka bersalaman
PAk Rudi :"Ada Apa ini? kok ramai sekali"
Jajang :"Mereka mengadu tentang program acaranya Pak Angga yang nantinya akan ditiadakan"
_________________________
gambar klik ini
behind the scene : http://youtu.be/9E3hmjoNsEw
0 comments:
Post a Comment