Sebut saja begitu. Kau tak perlu tahu,
mengapa tak sebut nama. Tapi pastilah kau tahu,
Ia siapa? Sebab tiap rengek rintihmu,
igau, dan khayalanmu;
Ia selalu kau hirup dan hempaskan!
sebaris demi sebait,
gumpalan nafasmu keluhkan Ia, tak menentu
dan sekata demi sekalimat
jerat jeda akalku;
melamuni halimunmu
kau pernah memanggilnya; sajak.
sebab ia mampu mengarak benak
dan kau menyebutnya Tuhan,
karena kau jadi tuannya.
kau pernah juluki Ia; puisi.
sebab ia sanggup isi impi
dan kau menerikinya; setan,
karena kau bisa pecundanginya
dan kau pernah juga menjelma...
Ia, apalah ia di lipatan waktu dan mata angin,
Ia sembunyikan kau dan aku,
karena yang ada hanyalah pertanyaan dan keraguan
bukan keterputusan atau kesinambungan
Ia, apalah?
Ia,
_________
kediri, 2009
mengapa tak sebut nama. Tapi pastilah kau tahu,
Ia siapa? Sebab tiap rengek rintihmu,
igau, dan khayalanmu;
Ia selalu kau hirup dan hempaskan!
sebaris demi sebait,
gumpalan nafasmu keluhkan Ia, tak menentu
dan sekata demi sekalimat
jerat jeda akalku;
melamuni halimunmu
kau pernah memanggilnya; sajak.
sebab ia mampu mengarak benak
dan kau menyebutnya Tuhan,
karena kau jadi tuannya.
kau pernah juluki Ia; puisi.
sebab ia sanggup isi impi
dan kau menerikinya; setan,
karena kau bisa pecundanginya
dan kau pernah juga menjelma...
Ia, apalah ia di lipatan waktu dan mata angin,
Ia sembunyikan kau dan aku,
karena yang ada hanyalah pertanyaan dan keraguan
bukan keterputusan atau kesinambungan
Ia, apalah?
Ia,
_________
kediri, 2009
teruntuk para pemuja kata-kata
manusia, atau apalah ia
semua ia.....
siiiip..................
ReplyDelete