Telanjang itu suci,
Sesuci tangisan bayi memekakkan telinga
kala lahir.
Ia dengar,
bangga puja syukur terlontar
atasnya
tapi mengapa bayi-bayi terlahir menangis?
Telanjang itu suci,
sesuci linang airmata bayi
teralir tak berasa terkuras kering di mata
seakan kecewa lihat warna dunia
tapi mengapa airmatanya bukan menitikkan darah?
Telanjang itu suci,
sesuci rahim terbalut darah
dari sana tiap bayi terlahir
dari pintunya kenikmatan teralir
tapi mengapa manusia terlahir telanjang?
Sesuci telanjang
Sesuci cermin pantulkan bayang
Sesuci konak kan tergolak kala rok tersingkap!
Sesuci ilusi, khayal, imagi, atas birahi
Biarkan
telanjangmu,
jaga kesuciannya hingga ke liang!
Telanjang itu suci,
Sesuci bayi terlahir telanjang
Sesuci mati
‘kan telanjang pula
------------------------------------
oktober 2008
munculnya ide membuat puisi ini karena prihatin akan hal-hal yang samar.
aku nggak munafik suka akan telanjang dalam hal-hal tertentu, tapi tentunya
bukan yang termaktub dalam puisi ini.
RUU APP tak menjamin manusia-manusia tidak suka akan telanajang?
0 comments:
Post a Comment